Thursday 21 April 2011

DENGAN PUISI, AKU

Saudara Satira, tiba-tiba menelepon pada malam hari bertanyakan tentang blog saya yang membisu sekian lama.Seperti menulis puisi, menulis blog pun menuntut adanya mood, meskipun banyak sekali yang ingin diucapkan. Hanya saya berharap pengikut-pengikut yang masih sahaja berminat mengikuti tulisan saya, cubalah membuka halaman majalah Dewan Sastera yang InsyaAllah terus menghantar catatan serta puisi saban bulan.

Tadi siang sedang saya mengemas buku diari dan buku catatan yang lain , saya terbuka halaman yang ditulis oleh Penyair Indonesia, Taufiq Ismail, 13 tahun yang lalu sewaktu kami bersama di Pulau Besar, Melaka. Buku itu masih rapi, baik, dan jelas menyimpan puisi Taufiq. Dengan kami ada tiga peserta penyair lain Kazuko Shiraishi ( penyair wanita terkenal Jepun), Dr. Siti Zainon Ismail, Dr Muhammad Haji Salleh yang menjadi penyelaras begkel untuk kami belajar menulis bentuk puisi tradisional Japun, yakni Renga.Itu semua berlaku pada Mac '98. Begini tulis Taufiq dalam buku catatan saya:
Dengan puisi aku bernyanyi
sampai senja umurku nanti
dengan puisi aku bercinta
berbatas cakerawala
dengan puisi aku mengenang
kebadian yang akan datang
dengan puisi aku menangis
jarum waktu bila kejam mengiris
...
[ untuk sahabat lamaku
Baha Zain ]

Sungguhlah! dengan puisi kita berbicara,
walupun tak bersua mata
.

Sampai bertemu lagi