Tuesday 3 May 2011

Jangan Berdiri di sisi Pusaraku dan Menangis

Perasaan jujur ( sedih, sayu atau ceria)yang bergelora jauh di dalam berkemampuan melahirkan pengucapan bahasa yang sangat berkesan serta indah pada emosi pembaca. Bukan mesti diucapkan oleh penyair besar atau terkenal, manusia biasa pun mampu melahirkan emosi yang intense untuk menyentuh sanubari pembacanya.
Sebuah puisi yang tak diketahui siapa nama pengarangnya diketemui dalam saku seorang tentera yang mati terbunuh dalam pertempuran di Ireland Utara.Dia telah meninggalkan pesan kepada kawan-kawannya , andainya dia gugur sampaikanlah envelop yang berisi puisi kepada keluarganya. Puisi itu bukan tulisannya sendiri, tetapi ciptaan orang lain yang sehingga hari ini tidak diketahui siapa, tetapi puisi itu telah menjadi kesukaan ribuan
pembaca.
Do Not Stand at My Grave and Weep

Do not stand at my grave and weep;
I am not there. I do not sleep.
I am a thousand winds that blow.
I am the diamond glints on snow.
I am the sunlight on ripened grain.
I am the gentle autumn rain.
When you awaken in the morning's hush
I am the swift uplifting rush
Of quiet birds in circled flight.
I am the soft stars that shine at night.
Do not stand at my grave and cry:
I am not there. I did not die.

(The Nation's Favourite, BBC Books, 2010)

[ InsyaAllah saya akan terjemahkankan untuk melihat kemungkinannya dlm BM]

3 comments:

  1. Salam,

    saya tunggu terjemahannya, Pak

    ReplyDelete
  2. Halo, saya baca dr wikipedia, puisi ini ternyata karangan Mary Elizabeth Frye tahun 1932 yg terinspirasi dari seorang wanita muda Yahudi Jerman yg dia tolong saat menguatnya propaganda Anti-Semitism di Jerman. Wanita itu ingin kembali ke Jerman, krn ibunya sakit dan sekarat. Tapi, karena kondisi tak memungkinkan membuatnya tak bisa pulang. Sampai akhirnya ibunya d Jerman meninggal dan ia pun tak bisa pulang untuk berduka dan mengucapkan salam terakhir di hadapan makam Ibunya

    ReplyDelete
  3. Oh ya, krn saya juga baru kehilangan Paman kesayangan saya karena gagal jantung, saya coba membuat terjemahan puisi nya dengan pengubahan.. Semoga bermanfaat dan khususnya juga saya dedikasikan untuk beliau.




    Berdirilah jangan dan ratap sedu nisanku.
    Aku tak disana; pun tak tidur kaku.
    Akulah juntai angin yang melaju.
    Akulah kilau remang bersih salju.
    Akulah mentari terang ranum padi.
    Akulah gemulai riak hujan pagi.
    Dan ketika kau terperanjat dalam hening fajar,
    Akulah bisik lekas keluar sangkar
    Yang ramai riuh mengangkasa.
    Akulah lembut manja bintang senja.
    Berdirilah jangan dan ratap sedih wajahku.
    Aku bersamamu; dan akan selalu.


    Berlin, 10 Februari 2016
    P. Tjandra

    (sebuah sajak terjemahan dengan pengubahan dari puisi "Do not stand at my grave and weep", Mary Frye, 1932)

    ReplyDelete